• HOME
    • A DREAM LIFE
    • ARCHIVE
    • ABOUT ME
Instargram Twitter Youtube

itsagrn



“Aku nggak ada baju lagi, jadi aku harus pakai apa?.”

Entah benar-benar nggak ada, atau kadang kita saja yang kurang memperhatikan isi lemari kita saking banyaknya. Sampai ketika kita bener-bener butuh, kita nggak tau baju mana yang bisa dipakai dan di mana kita nyimpan baju-baju itu. Atau parahnya sih selama ini kita aja yang selalu salah belanja sehingga nggak ada satupun baju yang cocok untuk acara tersebut.

Salah Belanja

Kesalahan dalam memilih barang seringkali kejadian di aku, karna most of the time aku kalau belanja kebutuhan sandang tuh secara online jadi sering miss di ukuran dan cuttingannya gak cocok di aku.  Diskon dan trendy pieces juga seringkali jadi alasan untuk memasukan barang ke cart belanjaan. Sampai kadang aku mengabaikan ukuranku sendiri dan merasa apa yang aku lihat di gambar adalah apa yang nantinya aku lihat saat memakainya di depan cermin. Aku lupa kalau aku membeli baju yang aku dapat hanyalah bajunya, bukan dengan bentuk tubuh modelnya.

Ditambah lagi dengan algoritma social media yang secara nggak langsung membuat kita menjadi lebih konsumtif agar bisa keep up with the trend. Seperti gimana gadis modis yang berulangkali menunjukkan hasil belanjannya yang sekarung, liat outfit seleb yang trendy dan sebagainya. gara-Gara hal itu juga trend cycle jadi lebih cepat, kadang kita baru saja  ‘keracunan’ membeli sepasang heels, sudah ada lagi heels lain yang terus-terusan lewat di layer handphone kita.

Value dari Selembar Kain

Untuk seseorang yang kurang mampu untuk membeli sustainable clothing, majority pakaian yang aku beli adalah pakaian-pakaian dengan kualitas yang hanya sekedar oke di range harga tertentu. Sehingga aku nggak terlalu ngerasa sayang kalau-kalau pakaian tersebut tidak sesuai yang aku bayangkan. Dan menggunakan acara-acara tertentu sebagai alasan untuk beli pakaian baru.

Yang mana selain nggak sehat untuk dompet, cara berpikirku yang kaya gitu, secara gak langsung membuat aku makin susah mengerti dan mmengkurasi pakaian apa yang sebenernya aku mau dan cocok untuk kegiatan yang biasa aku lakuin setiap harinya.

Kalian kaya gitu juga gak sih?

Kalau Cuma kejadian sekali dua kali sih okay, tapi kalau terus-terusan salah belanja kira-kira jadi kaya apa penampakan lemari kita nantinya? Apalagi kalau masih menyimpan setiap lembar pakaian tersebut? Apa nggak malah bikin kita kerepotan?

Menumpuk barang yang tidak bisa dipakai

Beberapa orang mungkin bangga dengan jumlah pieces yang mereka simpan di lemari. Tapi tentu berbeda dengan aku atau mungkin kalian, apalagi dengan adanya masalah tadi, aku jadi punya banyak pieces yang tidak bisa aku gunakan dan jumlahnya malah melebihi pakaian yang biasa aku gunakan.

Jeans yang tidak muat, pakaian yang nggak sesuai sama style, pakaian yang cocok untuk kegiatan kita. Baju-baju yang seperti itu kadang malah menutupi semua pakaian yang kita punya dan kita jadi kesulitan sewaktu memilih pakaian yang cocok untuk acara-acara yang mengharuskan sedikit dress-up, dan berakhir pakai pakaian yang itu-itu aja.

Beberapa bulan yang lalu, seorang temen blogger menulis tentang sebuah acara variety show korea yang berjudul the house detox, di acara tersebut mereka membersihkan rumah seseorang kemudian menatanya kembali sehingga berfungsi dengan baik tanpa menambah perabot baru. Di satu episode, mereka mendapatkan klien presenter acara cuaca yang mengoleksi ratusan tas-tas selempang dengan harga murah semenjak awal karirnya, karna dia ngerasa nggak mampu membeli tas branded.

Yang mana hal itu sangat relatable dengan sebagian besar dari kita dengan status ekonomi menengah ke bawah, yah setidaknya kalau aku nggak bisa beli barang mahal aku harus punya beberapa agar bisa dipakai bergantian. Tapi hal ini membuat kita terus membeli barang-barang dengan alasan sekedar lucu, mumpung diskon dan lain-lain, kita nggak merasa memiliki dan menghargai keberadaannya di lemari kita.

Ketika bersih semua akan terlihat

Di acara itu juga salah satu host bilang, semakin bersih dan rapi maka semakin terlihatlah semua barang yang kita miliki. Yah mereka selalu memulai acara bersih-bersih dengan decluttering dan benar-benar mengosongkan ruangan, sehingga lebih mudah untuk memilah dan menatanya kembali.

Buat sebagian dari kita mungkin membuang barang terasa saying banget, walaupun barang yang kita beli harganya gak begitu mahal. Dan aku juga gak akan menyuruh kalian untuk membuang begitu saja pakaian-pakaian yang kalian punya.

Tapi coba yuk kita beresin. Kita luangkan waktu lebih buat mengeluarkan seluruh isi lemari terus kita sortir. Mana pakaian yang selalu kita pakai, mana pakaian yang cocok untuk acara yang sering kita hadiri. Setelah itu tata dengan rapi di lemari, kalian bisa pakai metode Marie Kondo atau metode apapun, yang penting usahakan semua pakaian tersebut terlihat.

Terus gimana dengan pakaian sisanya? Coba perhatikan kembali bagaimana kondisinya, apa kita masih bisa memakainya dan lain-lain. Kalau kondisinya sudah rusak sisihkan karna gak mungkin bakal kamu pakai lagi, kalau masih bagus kamu pilah lagi apakah itu sekiranya masih layak dijual atau didonasikan atau mungkin bakal kalian pakai di suatu kesempatan, kelompokkan di dalam tempat terpisah terus simpan terpisah dengan pakaian yang tadi sudah kamu sortir.

“Is It Work on Me?

Aku sendiri sebenernya sudah nggak terlalu menyimpan banyak baju lagi, jadi gampang banget buat aku milih-milih. Dan kalaupun belanja aku bakal perhatiin betul-betul ukurannya, bakal aku bawa kemana pakaian itu, dan apakah pakaian itu bisa aku mix and match sama apa yang udah aku punya. Biasanya aku nggak akan langsung checkout, tapi aku simpan dulu di chart atau wishlist , terus aku tunggu beberapa minggu atau bulan, kalau ternyata aku ngerasa aku udah nggak sreg dan nggak nemu bakal aku pakai seperti apa biasanya bakal aku hapus.

*****

Kalau kalian ngerasa sama kaya aku, kalian bisa nyoba cara aku itu. Atau kalian mungkin punya cara lain untuk mengatasi itu? Yuk share pengalaman dan pendapat kalian di kolom komentar.

image source : ikea
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
 

Semenjak aku mengotak-atik software 3D, aku jadi kepengen buat belajar lebih lanjut. Sayang banget, laptopku yang emang udah gak kompatibel, dipakai lembur beberapa minggu udah metong lagi. 

Tapi karna aku nekat, semenjak bulan September aku saving money buat nyicil beli komponen PC. Dan pas mulai searching aku kaget banget sama harganya yang naik gila-gilaan. Apalagi harga VGA atau Graphic Card sama monitor, wihhh, gak paham lagi.

Graphic Card sendiri harganya dikabarkan naik karena banyaknya permintaan terutama untuk orang yang mining koin crypto. Sementara monitor harganya pada naik karena banyaknya permintaan sebab pandemic ini orang-orang pada WFH dan pengen build PC mereka di rumah. Mau gak mau harga tersebut mempengaruhi harga beberapa komponen lainnya juga.

Semua komponen tersebut aku beli lewat e-commerce karena aku males banget keluar rumah buat apalagi toko computer di daerah aku gak begitu lengkap dan harganya pun bisa jadi lebih tinggi dari di online. Berikut perinciannya

1. Processor


Aku kesel banget gara-gara kesalahan beli processor, karna aku maunya beli Athlon 3000G yang gak jadul-jadul amat, tapi malah kebeli 200GE yang setahun lebih jadul. Gak paham lagi deh, antara aku yang siwer dan gak ngecek atau sellernya yang tiba-tiba ganti deskripsi produknya.

Yaudahlah aku pasang apa adanya, karna ribet juga kalo mau komplain. Toh ini juga masih berfungsi dengan baik. Tapi karna ini setara sama intel Pentium dan keluaran agak lama (2018 kalo gak salah), jadi dia gak kompatible buat dikasih Windows 11. Yang mana buat aku bukan masalah besar, since software yang bakal aku pakai pasti masih belum support.

Processor ini juga udah dilengkapin sama Graphic Card (VGA) bawaan, AMD Radeon Vega 3 yang udah cukup mumpuni buat dipake game ringan, untuk rendering 3D sama video agak makan waktu sih, beruntungnya aku gak terlalu sering render, dan 3D bisa aku akalin juga karena basicnya aku cuma modeling aja yang hanya butuh satu frame buat kerja.

Processor          : AMD Athlon 200GE (with Radeon Vega Graphic)
Better Choice   : AMD Athlon 3000G (with Radeon Vega 3 Graphic)

2. Motherboard


Menyesuaikan dengan processornya yang biasa aja, aku juga milih mobo yang standar keluaran Gigabyte. Gak ada perhitungan khusus selain harga hahahaha karna yah lumayan banget gara-gara processor bisa hemat ke mobo juga.

Mobo ini standard aja fiturnya, seperti shield untuk menutup port usb dkk masih kudu ditutup pake gembreng atau seng gitu, belum yang udah jadi satu sama portnya. Ada 2 slot RAM, satu slot VGA, dan 3 dari 5 port USB-nya udah support USB 3.0 yang lebih kenceng. Yang penting sih udah support socket AM4 buat processornya, dan kalaupun mau upgrade masih bisa juga. Nilai plusnya sih, dia udah support SSD tipe NVME juga, jadi walopun standard, udah lumayan banget fiturnya.

Motherboard   : Gigabyte A320M-S2H (Socket AM4)

3. RAM (Random Access Memory)


Banyak yang bilang, processor dan VGA dari AMD bakal berfungsi dengan maksimal kalau kita pakai 2 slot RAM-nya. Tapi aku lebih milih buat pakai 1 slot 8GB aja instead of pakai 2 x 4GB, dengan alasan aku nanti pengen nambah 8GB lagi biar performanya makin kenceng.

Untuk RAM ini aku milih dari merk Kingston yang merknya aku udah lumayan familiar hahaha, performa yang dikasih juga standard aja cuma 2666mhz yang mana udah matching banget sama kapasitas maksimal dari mobonya jadi aku gak perlu repot-repot overclock. Walaupun bentuknya kece, tapi untungnya dia gak dikasih led warna-warna gitu karna gak masuk ke style aku.

RAM                  : Kingston HyperX Furry DDR4 8GB

4. SSD (Solid State Disk)


Untuk penyimpanan aku milih buat pakai SSD aja daripada HDD walaupun harganya sedikit lebih mahal. SSD pun aku masih pakai yang tipe M.2 punya dengan kapasitas 256GB, yah paling gak gak lemot-lemot banget kalo isinya cuma setengah hahahaha, kalau kurang juga masih bisa nambah lagi atau bisa juga ditambah harddisk external.

SSD                    : Midasforce SSD Superlighting 256GB SATA
499.000

5. Casing dan Power Supply


Walaupun ngejar budget banget, aku nggak pengen main-main pas milih casing sama power supply. Berhubung dia yang berhubungan sama listrik langsung, jadi agak riskan kalo milih PSU yang ala kadar, ditakutkan korslet kalau tiba-tiba mati lampu atau tegangan rendah  kan bisa berpotensi merusak semua komponen.

Untuk casing sendiri aku pengen yang agak lumayan ganteng dan gak kelihatan kaya PC kantor. Dan pas liat-liat, aku nemuin si Armageddon ini, selain ganteng dia udah dilengkapin sama PSU Voltron Bronze 350W dan diklaim support tegangan listrik antara 70-250V.

Casing               : Armageddon Nimitz TR1100 (with Voltron Bronze 350W Power Supply)

6. Keyboard dan Mouse


Sebenernya aku masih ada mouse dan keyboard external yang sebelumnya aku pakai buat laptop aku dulu. Cuma pas liat-liat, aku jadi kesengsem sama keyboard yang lucu-lucu gitu. Alhasil dibelilah keyboard dan mouse gemes set ini.

Sebenernya ada sih yang lebih lucu, tapi sayang banget, dia gak ada numlock terpisah yang mana agak ribet juga kalo gak ada itu karna most of the time aku kerja pakai fungsi numlock.

Key + Mouse   : Cliptec Mouse Keyboard Wireless RZK340  

7. Monitor


Sebulan lebih aku sick of finding-the-most-worth-the-money-monitor-for-budget-pc, dan gak ada satupun monitor yang dijual dengan harga di bawah 2 jutaan. Ada sebenernya, tapi either itu merk lokal dari pabrikan Cina atau merk global dengan model lama, dan pilihan terakhir ya beli secondhand. 

Sampai-sampai aku mantengin channel youtube GTID terus-terusan day and night, hingga akhirnya aku jatuhin pilihan di Lenovo Q24i-10. Dengan pertimbangan build quality yang oke dan build in speaker yang bagus banget, serta modelnya yang extraordinary. Alias secara look kelihatan pro, dan kalopun nanti aku upgrade komponen pcnya, monitor tetep pakai yang ini pun bakal tetep keren.

Monitor            : Lenovo Monitor 24" Q24i-10 
(semoga masih ada stocknya)

8. Telkomsel Orbit


Buat menyempurnakan fungsinya aku milih buat nambahin portable WIFI. Dengan pertimbangan bakal kepakai banget, dia ini dilengkapi sama colokan LAN jadi aku gak perlu beli komponen penangkap sinyal WIFI lagi. Dan juga lumayan banget jadi bisa buat mengurangi budget internet bulanan serumah.

Portable WIFI     : Telkomsel Orbit Star 2 

*****

Untuk ukuran newbie dan nyaris ogah megang komponen komputer, ngerakit PC sendiri itu sama dengan nyemplung ke kolam di saat gak bisa berenang, alias cari mati banget. Masang heatsing sama RAM aja sampe sejam gara-gara salah tafsirin manual book dan maksud dari tutorial dari Jagatreview. Yang mana mereka nyuruh pelan-pelan dan nggak ngotot, sementara aku kalo nggak ngoyo dan pake otot semuanya gak bakal mapan dengan sempurna di papan.


Untuk masang semua komponen dengan sempurna, aku butuh waktu sekitar dua hari semalem alias lama banget woy laahhhh. Belum lagi aku terakhir banget beli Windowsnya, jadi ini PC mangkrak selama 3 harian pasca dipasang.


But yah, alhamdulillah banget. By this day, 02 November 2021, aku selesai sama setup PC untuk pengangguran gak guna. Terlalu sempurna tapi masih keliatan jelek banget di meja aku. Yah, my next project would be beresin setup ini biar keliatan lebih oke dan nyaman buat di tempatin.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Rasanya udah lama banget aku gak keluar rumah, paling banter ya ke ATM atau ke minimarket aja. Itupun jarang banget karna terbilang jauh dari rumah, jadi kalo gak butuh-butuh amat aku gak bakal pergi. 

Awal bulan September lalu (dah lama banget) kayanya bepergian aku yg paling jauh semenjak aku pulang ke Trenggalek. Yah, karna ada kabar duka jadi aku sekeluarga pergi ke Madiun dan tinggal di sana sekitar 3 harian. 

Bukan aku namanya kalo nggak banyak rencana di sana, yap walopun emang keluarga di sana lagi repot aku juga nyempetin buat ke kota sebentar buat servis laptop aku, lagi-lagi. Aku tau ini gak sopan dan gak guna, tapi karna aku selfish dan gak mau pulang dengan tangan kosong jadi I have to go.

Di kota gak banyak hal yang bisa di lihat sih, karna lagi PPKM jadi Shopping Mall pada tutup, paling cuma lingkungannya yang makin tertata semenjak aku tinggal di sini beberapa tahun yang lalu. Terutama di Jalan Pahlawan ini, karna emang yg aku tau cuma daerah ini hihihi. Warga lokal ngeklaim ini kaya Mallioborronya Madiun, yang mana aku cuma haha haha karna belom pernah liat Jalan Mallioborro secara langsung.


Di dekat Telkom ini jadi ada beberapa food container berjajar yang jualan macem-macem streetfood, sayangnya aku ke sini pas siang hari jadi gak banyak yang buka jam segitu. Aku cuma nyobain Bobanya, karna aku juga lama gak minum boba, aku pesen yg namanya orange-orange gitu karna aku pikir bakal seger diminum pas cuaca panas, eh taunya di dalemnya ada oat. Hahahahaha plot twist banget.




Selain itu aku juga nyempetin buat belanja kebutuhan harian di supermarket yg dulu suka banget aku kunjungin pas kost di sini, Samudra Plaza. Isinya juga makin lengkap karna udah ditambah stall sayur dan buah segar. Terus di lantai atas juga ada Mr. DIY yang kayanya juga belum lama buka di sini, karna setauku dulu itu toko sepatu.

Malem terakhir di Madiun aku nyempetin buat nemuin temen lama aku. Kita janjian buat ketemu di Mie Gacoan, karna aku juga pengen banget makan itu, tapi sayang banget lagi gak gak bisa dine in. Jadi yaudahlah kita melipir dikit dan nemuin ayam geprek. Jadilah kita makan di situ kemudian lanjut nongkrong di lapangan Gulun, dah jadi tipikal muda mudi lokal sana aja hahahaha. 

I'm so happy to met her, since I never talk to real people yang sefrekuensi selama setahunan. Memang gak ada yang ngalahin rasanya curhat secara langsung sih, tuker-tukeran cerita, ngobrolin kenapa rencana hidup dan lain-lain. Lagi karena kemungkinan kita agak susah buat main bareng dan nyocokkin jadwal karena kerjaan dan jarak, jadi kita menikmati banget waktu yang cuma terbatas itu.

Anyway ada yang udah nyoba travelling lagi akhir-akhir ini? I have a plan to somewhere tentu saja setelah selesai vaksin ke-dua.

Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
 

Kata yang selalu dipakai untuk pedoman dalam permainan skincare adalah cocok-cocokan. Efek yang dikasih skincare akan berbeda di setiap kulit, jadi agak susah kalau memakai patokan review dari orang sementara kita nggak paham betul bagaimana cara skincare bekerja dan apa benefit yang sebenernya kita mau dapatkan dari menggunakan skincare. Jadi better kita tahu dulu bagaimana cara bermainnya agar kita nggak spent our money untuk membeli produk yang salah.

Ditambah lagi dengan berbagai macam jenis produk yang beredar di pasaran, tentu akan semakin sulit untuk kita memilih produk seperti apa yang harus kita coba dan nantinya akan memberikan solusi untuk masalah kulit kita.

Walaupun aku bukan skincare expert, tapi dari prinsip aku nggak pengen diri aku macin boncos gara-gara beli produk yang salah terus. Dan juga dengaan beberapa trial and error yang sudah aku lakuin selama setahun terakhir, kira-kira berikut ini adalah hal-hal yang bakal membantuku sewaktu aku mulai skincare-an dulu.

1. Pahami jenis kulit

Skincare fungsinya adalah untuk merawat kulit bukan mengganti kulit atau membuat kulit baru. Jadi penting banget kita memahami kulit kita seperti apa dan masalah apa yang ada di situ, ini akan memudahkan kita untuk memilih skincare dengan bahan seperti apa yang cocok untuk kita gunakan nantinya.

Apakah kulit kalian sangat berminyak sehingga susah untuk membuat bedak yang kita pakai menempel dengan sempurna dan tahan lama. Apakah kulit kita kering dan kusam sehingga kulit kita terlihat tidak ada cahayanya dan kelihatan nggak sehat. Atau kulit kita mudah sekali berjerawat atau berkomedo. Apakah kulit sensitif atau mungkin kulit kita ini sebenernya sehat-sehat aja. 

2. Jenis produk


Rumus skincare yang setidaknya kita ketahui adalah CTMP atau Cleanser Toner Moisturizer dan Protection. Yang pertama adalah cleanser bisa kita peroleh dari produk facial wash, tapi kalau merasa facial wash tidak cukup membersihkan apalagi buat kita yang selalu make-up, kita bisa double cleansing dengan membersihkan wajah kita dengan micellar water, cleansing balm atau cleasing oil sebelum mencuci muka.

Lalu toner sebagai preparation sebelum kita lanjut ke step berikutnya. Toner biasanya dibagi menjadi dua kalau dilihat dari bahan aktif yang mengikutinya, yaitu hydrating toner dan exfoliating toner. Walaupun sama-sama miliki tekstur yang cair, exfoliating toner akan bekerja lebih baik apabila diaplikasikan dengan kapas, sementara hydrating toner lebih baik digunakan menggunakan tangan sehingga produknya bisa menyerap semua ke dalam kulit.

Setelah itu kita bisa mengunci semuanya dengan moisturizer atau pelembab dan dilanjut dengan sunscreen sebagai protection kalau menggunakannya di pagi hari.

Selain step di atas, biasanya orang menggunakan perawatan tambahan (opsional) dalam bentuk essence, serum atau eye cream. Essence fungsinya untuk membooster khasiat dari skincare yang akan kita gunakan setelahnya, sementara serum memiliki fungsi yang berbeda tergantung dari kandungan bahan aktifnya. Jadi rumusnya bisa kita tambah jadi CTCMP dengan menambahkan caring di antara toner dan pelembab.

3. Bahan aktif di dalam skincare

Bahan-bahan yang digunakan di setiap produk pasti banyaaaaaakkkkk banget, dan mungkin kita juga nggak punya banyak waktu untuk ngehafalin itu semua. Tapi beruntung produk yang beredar akhir-akhir ini selalu menyertakan apa bahan aktif utama di iklan dan deskripsi produk. Setidaknya berikut ini beberapa nama ingredients yang sering digunakan dalam skincare beserta fungsinya.

Vitamin C : mengurangi hiperpigmentasi
Niacinamide (Vitamin B3) : mengatasi kulit berjerawat dan kusam
Retinol (Vitamin A) : mengatasi masalah penuaan dini
Glycolic Acid (AHA) : mengekfoliasi sel kulit mati
Salicylic Acid (BHA) : mengekfoliasi sel kulit mati dan menangkal jerawat
Collagen : menambah elastisitas kulit
Hyaluronic Acid : menahan air dam melembabkan kulit
Centella Asiatica : menenangkan kulit sensitif dan iritasi
Propolis : mengatasi bekas jerawat dan mencerahkan kulit
Alpha Arbutin : meratakan warna kulit
Vitamin E : antioksidan
Zinc Oxide : physical sunscreen
Avabenzone : chemical sunscreen
Dan masih banyak lagi.

Beberapa bahan jika digunakan secara bersamaan (dilayer) bisa menambah khasiat masing-masing. Namun ada juga beberapa bahan yang tidak bisa digunakan bersamaan karena cara bekerjanya tidak saling compliment each other dan menyebabkan kulit menjadi iritasi atau break out. Akan tetapi ada beberapa jenis kulit yang tahan dan tetep bisa mengambil benefit dari skincare yang mereka gunakan. 

Seperti Vitamin C dan AHA-BHA, cara bekerja mereka yang mengurangi pigmentasi dan mengeksfoliasi bisa saja membuat kulit semakin kering dan iritasi, terlebih untuk kulit yang sensitif. Namun apabila produk tersebut sudah diformulasikan di dalam satu produk yang sama, setidaknya mereka sudah diatur dengan dosis sedemikian rupa agar mereka bisa bekerja sama dan kita bisa mengambil khasiatnya.

****

Sedikit intermezzo, aku dulu selalu mengira kulit aku normal to oily padahal bisa dilihat kalau kulit aku kusam dan tidak ada glow karena kurangnya kelembaban. Entah tadinya memang oily terus berubah atau gimana, karna sewaktu aku skin check pakai alat (kalau nggak salah pas aku masih 20 tahun) hasilnya kulit aku kering terutama di bagian dekat rahang.  Waktu itu masih denial dan terus menggunakan produk untuk oily skin (walaupun memang hanya produk dengan bahan ringan). Makanya aku nggak dapetin benefit dari skincare yang aku pakai, aku nyalahin kulit aku dengan bilang kulit aku badak dan nggak mempan dikasih skincare, padahal kulit aku biasanya bakal mengelupas kalau lagi kering dan juga gamapng memerah kalau habis kena produk yang mengandung Vitamin C yang tinggi.

Beruntung waktu itu aku nggak memakai produk dengan dengan bahan aktif yang tinggi, dan baru nyoba ketika aku udah lumayan memahami apa yang dibutuhkan sama kulitku sendiri. Memang hal terpenting sebelum mulai adalah tau betul dengan kondisi kulit kita sendiri kita bisa mencari solusi bukan sekedar asal ikut-ikutan melihat apa produk yang lagi trend.

Kalau menurut kalian gimana? Apa hal yang pengen banget diri kalian dulu tau sebelum mulai main-main dengan skincare? Ceritain pengalaman skincare kalian di bawah yuk.

Source :
nudieglow.com
sublimelife.in
thanks for the beautiful picture.

Share
Tweet
Pin
Share
6 comments


Gara-gara kelamaan nganggur, aku jadi sering belanja online, tentu aja barang-barang yang murah. Yah aku ngerti banget sih, kebanyakan belanja barang ngasal seringkali bikin dompet aku jebol dan barangny sama sekali gak kepake. Tapi susah banget kontrol keinginan belanja, since shopping is one of my healing and joy proccess. Bener-bener gak sehat banget buat dompet pengangguran.

Tapi setelah kemaren aku bersihin meja make-up dan nyoba-nyobain produk yang jarang aku sentuh, aku nemuin dua buah lip product, yang bagus banget kalo dipakai bareng di bibir aku yang di gelap. Dua produk itu yang aku maksud itu Hanasui Lip Cream dan Xiu-Xiu Liptint.


1. Xiu-Xiu Liptint Color 05 Honey Peach


Sebenernya pas beli produk ini, aku tuh cuma keracunan review dari salah seorang beauty blogger yang bilang produk ini bagus banget dan di kamera kelihatan cocok buat kulitnya dan sukses mengcover bibir gelapnya, apalagi harganya murah ya, ya udah aku ikutan beli. Tapi pas aku coba di aku, well no, jatuhnya enggak banget apalagi di bagian gelap dia bakal kelihatan keunguan yang mana itu nggak lucu buat dipakai sendirian dan tanpa make-up.

Tekstur

Secara texture dia ini wattery banget jadi nggak menggumpal atau ngeblok pas diaplikasikan. Begitu ngeset, dia jadinya gak begitu matte yang sampe bikin texture bibir keliatan banget dan masih cukup kasih kelembaban buat bibir. Yang mana ini cocok buat penggunaan sehari-hari.

Warna

Sebenernya kalau di swatch di tangan, warna dari liptint ini tuh sebenernya orange coklat, tapi begitu diaplikasikan ke bibir aku yang gelap warnanya jadi orange keunguan, apalagi kalau bagian lingkaran gelap luar, warna orangenya gak keluar sama sekali. 

Sebenernya warna ini keliatan menyatu sama bibir dalam aku dan sedikit lebih deep, cuma memang bakal kelihatan aneh kalau diaplikasikan semua karena bibir bagian luar aku bakal menerjemahkan produk tersebut ke warna yang berbeda. Coveragenya juga seer tapi bisa dibuild, kalo di bibir aku kalo aplikasi lebih dari 3 kali warnanya bakal kelihatan lebih ke deep red keunguan.

Ketahanan

Walaupun liptint ini gak begitu matte, tapi setelah ngeset dia ini nggak transfer sama sekali. Sayangnya warnanya gak begitu tahan lama di bibir aku, kalau dipakai minum-minum ringan aja sih, sekitar 3-4 jam warnanya masih ada. Tapi kalau dipakai makan apalagi makan makanan yang berminyak, dia udah pasti bubar jalan.


2. Hanasui Mattedorable Lip Cream


Berbeda sama produk sebelumnya, kalo produk ini aku beli karna memang mau cari alternatif lipcream yang ramah di kantong. Dan lagi-lagi ini kesalahan dari blind buy, yang mana aku pikir warnanya bakal sedikit lebih coklat. Entahlah kayanya aku emang punya problem dalam mengartikan warna swatches di gambar.

Tekstur

Secara texture Lipcream Hanasui ini selayaknya lipcream lain yah, konsistensinya gak begitu kental tapi nggak se-ringan lip moussenya Wardah. Begitu ngeset, dia jadi velvet finish tapi masih berasa agak berat di bibir aku walaupun memang gak seberat lipcream dengan matte finish.

Warna

Pas aku beli ini, ekspektasi aku warnanya bakal serupa dengan warna bibir dalam aku. Dan sebenernya memang gak jauh beda, cuma karna aku selalu pakai ini lip cream ini tanpa make up, jadi aku ngerasa lip cream ini somehow bikin kulit aku pucat dan kusam. Warna-warna pink ungu kecoklatan kaya gini emang seringkali gagal buat dipakai standalone di kulit aku yang medium tan.

Ketahanan

Untuk ketahanan akuu impress banget, karna walaupun aku makan gorengan, warnanya masih kelihatan bagus, yah walaupun memang tetap keliatan nggak bener-bener sama kalau dibandingkan dengan warna begitu diaplikasikan. Setelah ngeset dia juga jadi transferproof, yang mana bagus kalau dipakai nongkrong-nongkrong santai sambil ngopi.


Swatches and The Combo


Setelah dijadikan satu kelihatan banget dua produk ini saling melengkapi banget secara warna. Sayangnya sih ketahanan dari liptint Xiu-Xiu memang mengharuskan untuk re-apply setiap beberapa jam, yang mana bisa aku tolerir untuk pemakaian sehari-hari di rumah.




Kelebihan

Harganya murah dan nggak bikin bibir makin kering kerontang.

Kekurangan

Yang paling aku gak suka dari kedua produk ini adalah aromanya. Keduanya punya aroma yang aneh dan artifisial gitu. Apalagi untuk Hanasui, dia tercium seperti harganya, aduh-aduh.

Re-purchase

Maybe yes, apalagi kalau memang lagi keadaan kantong lagi gak mendukung dan nyari alternatif dengan harga enteng. 

Price and Where to Buy

Xiu-Xiu Liptint Color
14000 | Shopee | Lazada

Hanasui Mattedorable Lip Cream 
IDR 19.500 | Shopee | Lazada





Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Older Posts

About me

a




Rere Anggraini

Enjoying beauty stuff, makeup, and old soul music. Working as a wardrobe and dating apps analyst around internet.


Newsletter

Get new posts by email:

Follow Me

  • youtube
  • twitter
  • spotify

Post Of The Week

    April Minimal Purchase April Minimal Purchase
    Wahana Wisata di Kota Gaplek, Trenggalek #2 Wahana Wisata di Kota Gaplek, Trenggalek #2
    Bujo Setup For April 2020 Bujo Setup For April 2020
    Memangnya Kenapa Kalau Masa Depanku Suram? Memangnya Kenapa Kalau Masa Depanku Suram?

Categories

Art Beauty Blogging Book Cerita Pendek Crafty Culinary Fashion Food Gaming Health Hobby Life Madiun Media Movie & Series Music Naturalness Podcast Puisi Random Talk Sosial Media Surabaya Tech Travel Trenggalek

Pageviews

Part Of

1minggu1cerita
1minggu1cerita

Translate

Created with by ThemeXpose